Persebaya Surabaya menyumbangkan banyak pemainnya untuk masuk Timnas Indonesia mulai dari U-23 hingga senior.
Hal itu tentunya sangat memberatkan tim asal Surabaya tersebut, pasalnya dengan para pemain yang ada Persebaya Surabaya harus bertanding dan melanjutkan Liga 1.
Satu sisi tentu sebagai klub menginginkan untuk menjadi juara, namun jika para pemain andalannya banyak dipanggil Timnas dan Liga 1 tetap berjalan maka Persebaya semakin lemah.
Hal itu dikritisi oleh presiden Persebaya bernama Azrul Ananda.
”Di satu sisi, kami bangga pemain-pemain muda binaan Persebaya jadi andalan dan pilihan di timnas. Di sisi lain, keberatan dan menolak kalau terus-menerus pemain kami yang diambil paling banyak,” kata Azrul Ananda tertulis, Sabtu (29/1).
”Ini menunjukkan lemah dan timpangnya sistem sepak bola di Indonesia karena justru merugikan tim-tim yang melakukan investasi dan pembinaan dengan baik,” kecam Azrul.
”Sementara klub lain dengan mudah mengambil saja pemain-pemain naturalisasi dan minim investasi di pembinaan. Harus ada jalan keluar lebih baik mengenai masalah fundamental sistem sepak bola di negara kita ini,” lanjutnya.
Tidak menyangkal atau merasa bahwa Persebaya membatasinya, namun Shin Tae-yong selaku pelatih Timnas Indonesia menjawab dengan sangat profesional.
“Saya berharap tidak ada salah paham untuk pemilihan pemain nantinya, Saya berusaha sebaik mungkin untuk berbaik hati ke tim profesional Liga 1,” kata Shin.