Legenda sepak bola Mesir, Mohamed Aboutrika, meminta FIFA bersikap adil dalam menanggapi kasus perang yang terjadi yang melibatkan Rusia vs Ukraine.
Seperti diketahui, FIFA dan UEA menjatuhkan hukuman pada sepakbola Russia baik tim nasional maupun klub untuk bertanding diajang International.
Menurutnya, FIFA mempunyai standar ganda soal hukuman yang dijatuhkan pada Rusia dan mengabaikan konfilik yang menyangkut tentang Palestina yang terus mendapat tekanan dari Israel.
Aboutrika mengutarakan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam isu Israel-Palestina juga harusnya ditindak tegas. Hal itu karena militer Israel juga terlibat pembunuhan terhadap wanita dan anak di Palestina dalam beberapa waktu ke belakang.
“Keputusan penangguhan tim sepak bola Rusia di semua kompetisi harus disertai dengan larangan mereka yang berafiliasi dengan Israel,” ucap Aboutrika kepada Quds News Network.
“Seperti yang telah diketahui, Israel membunuh anak-anak dan wanita di Palestina selama bertahun-tahun. Kalian menggunakan standar ganda!” imbuhnya.
Pernyataan Aboutrika tak lepas dari aturan FIFA yang sering melarang pesepakbola membawa konflik mereka ke lapangan hijau.
Bahkan, FIFA juga tak segan menghukum mereka yang nekat di lapangan, dengan alasan mencampurkan sepak bola dengan politik.
Laws of The Game 2021/22 yang dirilis IFAB juga menyorot soal ini. Ada pada Pasal 4 Ayat 5 yang menyinggung soal atribut pemain, begini bunyinya:
“Peralatan tidak boleh memiliki slogan, pernyataan, atau gambar politik, agama atau pribadi. Pemain tidak boleh memperlihatkan pakaian dalam yang menunjukkan politik, agama, slogan pribadi, pernyataan atau gambar, atau iklan selain logo pabrikan,”
“Untuk pelanggaran apa pun, pemain dan/atau tim akan diberi sanksi oleh penyelenggara kompetisi, asosiasi sepak bola nasional, atau FIFA.”